Viral Kasus Gula Tambahan pada Produk Bayi Nestlé, Praktisi Kesehatan Ungkap Dampaknya bagi Anak
Baru baru ini perusahaan makanan dan minuman Nestlé (NSRGY) tengah menjadi sorotan. Ini dikarenakan terungkap adanya gula tambahan dalam produk susu formula dan bubur bayi. Kondisi ini bertentangan dengan pedoman internasional. Selain itu adanya tambahan gula juga dapat memicu obesitas dan penyakit kronis lainnya.
Penemuan ini dibongkar Organisasi investigasi yang berbasis di Swiss, Public Eye. Klaim kemudian menjadi ramai setelah terbitnya artikel terkait di The Guardian, Rabu, 17 April 2024. Terkait hal ini, Praktisi Kesehatan Ngabila Salama beri tanggapan. Gula pada bayi tidak boleh diberikan sebelum usia 6 bulan.
Setelah di atas 6 bulan pun, gula boleh diperkenalkan lewat makanan pendamping ASI (MPASI), tapi tidak boleh berlebihan. Viral Kasus Gula Tambahan pada Produk Bayi Nestlé, Praktisi Kesehatan Ungkap Dampaknya bagi Anak Dituding Beri Gula Tambahan pada Produk Makanan Bayi di Negara Berkembang, Nestle Buka Suara
Geger Ada Gula Tambahan Pada Produk Nestle, Risiko yang Mengancam Obesitas Hingga Penyakit Kronis Muncul Dugaan Ada Gula Tambahan pada Produk Nestle, Bisa Picu Obesitas Hingga Penyakit Kronis Dampak Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi: Nomor Satu Paling Merugikan Bayi pada Masa Pertumbuhan
Selebgram Chandrika Chika Gunakan Vape untuk Konsumsi Ganja, Ketahui Dampaknya Bagi Kesehatan Efek Putus Nikotin Jadi Masalah bagi Perokok yang Ingin Berhenti Total, Ini Saran Praktisi Kesehatan INACA Ungkap Iuran Pariwisata Jadi Beban Tambahan Bagi Penumpang dan Maskapai Penerbangan
Pada dasarnya bayi belum dapat mengenai rasa dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Rasa manis dan asin berlebihan membuat anak jadi picky dan milih milih makan. Menurut Ngabila, semua makanan yang enak belum tentu sehat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan 6 dampak konsumsi negatif gula berlebih pada bayi. Hal ini tentu sangat merugikan bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bayi sangat membutuhkan berbagai nutrisi penting guna pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama saat ia berusia di bawah satu tahun. Ia bisa saja menolak mengonsumsi makanan sehat yang biasanya alami, tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan. Anak jadi picky eater atau pemilih makan.
Terutama saat gigi pertama muncul dengan memicu peningkatan populasi bakteri dalam mulut, sehingga gigi gigi yang tumbuh selanjutnya mengalami kerusakan yang sama. Gula dapat diserap ke dalam darah sangat cepat, kadar gula darah tinggi meningkatkan adrenalin dan hiperaktif pada bayi, balita, dan anak anak. Berkebalikan dengan hiperaktif, peningkatan produksi hormon insulin karena kadar gula darah tinggi dapat pula memicu penurunan kadar gula darah secara tiba tiba. Hal tersebut yang menjadi pemicu kelesuan, lemas, dan bayi menjadi tidak aktif.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.